Menakar Dampak Kenaikan Suku Bunga The Fed Terhadap Ketahanan Perbankan Nasional

 KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pada penghujung tahun 2022 ini, dunia tengah dilanda ancaman resesi perekonomian global. Bank Sentral Amerika atau The Fed kembali menaikkan suku bunga sampai 50 basis poin. Kenaikan menjadi 4,5%, merupakan angka tertinggi dalam 15 tahun terakhir ini.

Praktisi Perbankan, Abiwodo mengatakan kenaikan suku bunga dan inflasi yang kian memuncak memiliki dampak tersendiri. Berdasarkan penjelasan Bank Indonesia (BI), tingkat inflasi global kemungkinan besar akan mencapai 9,2% di tahun 2022 ini. 

Kondisi tersebut memicu banyak bank sentral untuk menaikkan suku bunga acuan dengan tujuan meredam kenaikan inflasi.

Adanya kenaikan suku bunga bisa memicu kenaikan produk ataupun barang lainnya. Hal ini lumrah karena berupaya untuk mengendalikan cepatnya laju kenaikan harga. Dengan begitu, sektor keuangan dan perekonomian berimbang.

“Selain berdampak pada kenaikan harga produk, kenaikan ini memicu tingginya biaya pinjaman. Kenaikan biaya hipotek imbas dari keinginan pihak perbankan untuk memperlambat dampak buruk di sektor perekonomian. Pergerakan bank mendapatkan pengawasan secara ketat. Pasalnya, Amerika Serikat mendongkrak pergeseran global sehingga biaya pinjaman lebih tinggi”, ujar Abiwodo dalam keterangannya, Senin (19/12).

Abiwodo melanjutkan, resesi perekonomian global bakal terdampak bagi Indonesia. Akan tetapi jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya, kondisi perekonomian di Indonesia terbilang masih cukup baik-baik saja. 

"Meski begitu, tetap saja harus waspada dan berhati-hati agar tidak terlena sehingga membuat perekonomian memburuk," terangnya.

Menurut Abiwodo sejauh ini pertumbuhan ekonomi tak diikuti peningkatan inflasi yang mengkhawatirkan. Bahkan tingkat inflasi cenderung menurun seiring berjalannya waktu. Kondisi perekonomian Indonesia harus selalu dijaga dan ditingkatkan demi kemajuan bangsa.

Lebih dari itu, sektor perekonomian yang baik juga mampu menjaga ketahanan perbankan. Hal ini pun tak hanya menjadi tugas pemerintah saja, melainkan juga membutuhkan dukungan dari semua pihak. Sudah seharusnya kita mendukung segala upaya pemerintah yang bertujuan untuk menstabilkan perekonomian negara.

Namun Abiwodo mengingatkan, kenaikan suku bunga The Fed dan inflasi yang kian memuncak berimbas pada ketahanan perbankan. Kenaikan suku bunga bisa menyusutkan likuiditas global. Kondisi tersebut membuat laju pemulihan menjadi terkendala.

Hal ini juga akan ada dampaknya pada rupiah. Ketahanan perbankan sedikit terguncang karena adanya kenaikan suku bunga The Fed dan inflasi. Khususnya terkait nilai tukar Rupiah karena mengalami dampak yang luar biasa.

Menurut Abiwodo, pelemahan nilai tukar rupiah semakin terlihat ketika pasar keuangan domestik kehilangan aliran modal asing. Adapun alasannya tak lain karena investor memilih instrumen keuangan yang ada di negara yang lebih aman. 

Hal ini membuat investor cenderung menarik diri dari negara yang berisiko.

Ketahanan perbankan juga bisa runtuh karena kenaikan suku bunga The Fed dan inflasi bisa membuat beban utang pemerintah Indonesia mengalami peningkatan. Khususnya utang dalam wujud dolar AS yang menguat nilainya.

"Salah satu upaya yang bisa dilakukan yaitu menaikkan suku bunga acuan Bank Indonesia. Hal ini bisa menjaga ketahanan perbankan sekaligus mengembalikan dana asing atau modal yang keluar dari Indonesia,” ujar Abiwodo


Sumber: https://keuangan.kontan.co.id/news/menakar-dampak-kenaikan-suku-bunga-the-fed-terhadap-ketahanan-perbankan-nasional

Comments

Popular posts from this blog

KB Bukopin Bersama PT Industri Kapal Indonesia Berikan Layanan Pensiun

KB Bukopin Jadi Bank Swasta Pertama Terbitkan Obligasi Sosial di Indonesia

KB Bukopin Teken MoU Manfaat Pensiun PT Industri Kapal Indonesia