Tetap Resilien, Perbankan Syariah Bakal Cerah Tahun Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Perbankan syariah dinilai memiliki resiliensi yang tinggi terhadap dinamika global, khususnya yang diproyeksikan terjadi tahun ini. Perbankan syariah juga disebut bakal mengalami pertumbuhan di atas rata-rata perbankan nasional.
Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) Hery Gunadi mengungkapkan perbankan masih menjadi salah satu katalis positif pada pertumbuhan ekonomi tahun ini, khususnya segmen syariah. Perbankan syariah terbukti mampu mencatatkan kinerja positif, khususnya di tengah tren suku bunga yang tinggi, transformasi digital, dan risiko perlambatan perekonomian global.
"Kredit perbankan di 2023 diperkirakan masih tumbuh 8-10%, sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) diramalkan tumbuh 7%-9%. Pada tahun ini perbankan syariah diperkirakan tumbuh di atas rata perbankan nasional," ujar Hery dalam BSI Global Islamic Finance Summit (GIFS) 2023, Kamis (16/2/2023).
Sayangnya, saat ini penetrasi perbankan syariah di Indonesia masih terbilang rendah, yakni di bawah 8%. Angka ini berbeda jauh dengan negara tetangga seperti Malaysia yang mencapai lebih dari 30%, Brunei Darussalam yang menyentuh 50%, bahkan Uni Emirat Arab yang di atas 60%.
Untuk itu peluang pengembangan perbankan syariah di Indonesia masih sangat besar, khususnya BSI. Ditambah lagi Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbanyak.
"Survei yang pernah kami lakukan tentang preferensi masyarakat Indonesia pada produk perbankan syariah. Ada 21% masyarakat Indonesia yang ditanya suka tidak sama produk syariah, orang ini loyal ke produk dan layanan syariah. Ada juga yang mengatakan layanan perbankan syariah sepanjang produknya kompetitif," lanjut Hery.
Dengan modal tersebut, dia optimistis BSI mampu mencatat pertumbuhan ke depannya. Meski dia mengakui bahwa 2023 memang menjadi salah satu tahun yang menantang karena adanya dinamika dan ketidakpastian global, seperti angka inflasi yang masih relatif tinggi, resesi, dan harga komoditas energi yang belum stabil.
Sayangnya, saat ini penetrasi perbankan syariah di Indonesia masih terbilang rendah, yakni di bawah 8%. Angka ini berbeda jauh dengan negara tetangga seperti Malaysia yang mencapai lebih dari 30%, Brunei Darussalam yang menyentuh 50%, bahkan Uni Emirat Arab yang di atas 60%.
Untuk itu peluang pengembangan perbankan syariah di Indonesia masih sangat besar, khususnya BSI. Ditambah lagi Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbanyak.
"Survei yang pernah kami lakukan tentang preferensi masyarakat Indonesia pada produk perbankan syariah. Ada 21% masyarakat Indonesia yang ditanya suka tidak sama produk syariah, orang ini loyal ke produk dan layanan syariah. Ada juga yang mengatakan layanan perbankan syariah sepanjang produknya kompetitif," lanjut Hery.
Dengan modal tersebut, dia optimistis BSI mampu mencatat pertumbuhan ke depannya. Meski dia mengakui bahwa 2023 memang menjadi salah satu tahun yang menantang karena adanya dinamika dan ketidakpastian global, seperti angka inflasi yang masih relatif tinggi, resesi, dan harga komoditas energi yang belum stabil.
Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/syariah/20230219154045-29-415086/tetap-resilien-perbankan-syariah-bakal-cerah-tahun-ini
Comments
Post a Comment